BULUKUMBA, TAGAR-NEWS.COM – Proses pendaftaran bakal calon Ketua DPD II Golkar Bulukumba resmi ditutup, Selasa, 27 Juli 2021.
Tercatat ada enam figur yang telah mengambil formulir untuk mengikuti tahapan selanjutnya.
Ke enam figur tersebut yakni, Mantan Wakil Sekretaris Golkar Irwan Nasir, mantan Ketua DPD II Golkar Bulukumba, Andi Hamzah Pangki, mantan Bupati Bulukumba, AM Sukri Sappewali.
Selanjuntya, Ketua Fraksi Golkar H Abu Thalib, Wakil Bendahara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Bulukumba, Nasri Tabba, dan terakhir Pelaksana tugas (Plt) DPD Golkar Bulukumba.
Majunya Nirwan dalam kontestasi tersebut menuai sorotan dari lima figur lainnya. Nasri Tabba misalnya, ia secara tegas memintas agar Nirwan sebaiknya mundur dari jabatannya sebagai Plt Ketua Golkar.
Nasri menilai jika majunya Nirwan sebagai calon ketua yang saat menjabat sebagai Plt akan mencederai proses demokrasi yang telah terbangun di internal partai berlambang beringin tersebut.
“Sebaiknya mundur sebagai Plt karena sudah menyatakan diri untuk ikut bertarung di Musyawarah Daerah (Musda) nanti. Janganlah mencederai partai ini dengan kecurangan,” terangnya.
Mundurnya Nirwan sebagai Plt Ketua Golkar Bulukumba, menurut Nasri merupakan bentuk kesatria dalam pertarungan kali ini. Dimana indikasi terjadinya intervensi terhadap peserta dan pemilik suarah sah Musda bisa dihindarkan.
“Kami tidak ingin ada konflik lagi, cukuplah aksi pemukulan di kantor Golkar lalu. Jika Nirwan mundur sebagai Plt tentu sebagai bentuk kesatria dalam pertarungan dan pemilik suara sah bisa lebih nyaman memilih pemimpin,” ujarnya.
Meski Nirwan tak menyatakan diri mundur, Nasri berharap agar DPD I Golkar Sulsel bisa lebih bijak melihat polemik yang terjadi di internal Golkar Bulukumba saat ini.
“Jika tetap ngotot, sebaiknya DPD I mengambil alih Musda agar berjalan dengan baik. Kita ingin Golkar tetap berjaya di Bulukumba dan kita harus mulai dari perbaikan internal dulu,” tegas Nasri.
Hal senada disampaikan Koordinator Kecamatan (Korcam) kajang, Andi Patta Jaelani. Ia menilai jika kegaduhan yang terjadi ditubuh partai Golkar Bulukumba merupakan catatan buruk, dimana hal tersebut dianggap sebagai bentuk ketidakdewasaan Nirwan memimpin Golkar Bulukumba.
“Kita bisa melihat kebelakang sejak Nirwan menjabat sebagai Plt. Sejak itu juga kegaduhan di internal partai dimulai. Kebijakan yang dilahirkan membuat perpecahan,” ucapnya.
Andi Patta berharap agar Nirwan dapat bersikap dewasa menyikapi situasi ini. Keputusannya untuk ikut bertarung di Musda Golkar Bulukumba sebaiknya diiringi dengan sikap bijaksana dan fair.
“Pak Nirwan sudah memutuskan untuk ikut Musda, jadi sebaiknya beliau juga bisa lebih bijak dong. Jangan membuat aturan hanya untuk memuluskan langka sebagai Ketua Golkar tapi menanggalkan nilai-nilai yang telah dibangun partai selama ini,” pungkasnya.
(*)